KabarMakassar.com — Kegiatan ramah tamah dan pelepasan Bahtiar Baharuddin beserta Sofha Marwah Bahtiar dilaksanakan di Pelataran Inninawa Rujab Gubernur Sulawesi Selatan pada Sabtu, (18/5).
Ramah tamah dan pelepasan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, Forkopimda, Bupati, Pimpinan Perbankan, serta Rektor perguruan tinggi juga swasta.
Diketahui, pada Jumat (17/5) lalu, Bahtiar Baharuddin yang sebelumnya menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, secara resmi mendapat amanah dari Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan dilantik sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat.
Menyikapi hal tersebut, dalam kegiatan ramah tamah dan pelepasan, Pj Sekda Sulsel, Andi Muhammad Arsjad mengungkapkan bagaimana sosok Bahtiar Baharuddin yang dikenalnya.
Ia menyampaikan Bahtiar merupakan pemimpin yang ikhlas dan bertanggung jawab.
“Saya ingat betul apa yang beliau selalu sampaikan, dalam setiap kesempatan apel, setiap kesempatan upacara, beliau sampaikan. Kita ini ASN, kita ini pegawai pemerintah, harus tegak lurus kepada pimpinan. Kapanpun, dimanapun kita harus siap kalau itu adalah perintah pemimpin, ” terangnya.
Arsjad juga menyampaikan bahwa Bahtiar Baharuddin memiliki keinginan kuat untuk memperbaiki Sulsel dan di aktualisasikan pada 8 program prioritas.
“Dalam waktu yang terbilang singkat, kurang lebih 8 bulan, menjelang evaluasi ke 3, tentu masa yang sangat singkat. Jika kita mau menyandingkan tentu belum ada apa-apanya. Karena indikator makro itu ada hitungannya. Tetapi jika mau melihatnya, lihatlah indikator makro tahun depan, insya Allah akan naik dan lebih baik,” jelasnya.
Bahtiar Baharuddin menuturkan, begitu SK yang dimilikinya berakhir, maka berakhir pula haknya.
“Berakhir juga kewajiban kawan-kawan terhadap saya. Loyal pada organisasi, loyal pada institusi,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, agar kiranya dapat belajar kepada TNI Polri serta Jaksa.
“Hari ini berhenti, hari ini kita tugas, dan apapun itu harus kita laksanakan. Tegak lurus pada negara tidak ada yang lain,” paparnya.
Bahtiar menekankan, dalam menjalankan amanah tidak perlu ada keraguan saat melangkah. Dalam menjalankan sesuatu pasti terdapat resiko.
“Paling penting, setiap perbuatan kita, tindakan administrasi negara, keputusan kita, bukan untuk kepentingan pribadi dan keluarga, juga bukan untuk kepentingan ekonomi kita” tegasnya.
Secara gamblang, Bahtiar mengatakan, bahwa Sulawesi Selatan milik semua orang.
“Kita semua memilikinya, yang masih muda, yang sudah dewasa, yang profesor, yang bukan profesor, laki-laki, perempuan sama kedudukannya, tidak boleh ada satupun mengatasnamakan bahwa saya yang paling berhak memimpin Sulawesi Selatan,” pungkasnya.