KabarMakassar.com — Kenaikan suku bunga Bank Indonesia, BI-Rate yang kini berada di level 6.25 Bps akan memberi dampak langsung beberapa sektor pertumbuhan ekonomi. Termasuk sektor rill, khususnya real estate.
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (Uinam), Murtiadi Awaluddin, menyebut keputusan BI yang menaikkan BI-Rate sebesar 25 Bps merupakan keputusan yang berat, mengingat BI telah mempertahankan suku bunga di level 6 persen sejak Oktober kemarin.
Menurutnya, ketika tingkat suku bunga meningkat, maka investasi di sektor rill akan mengalami perlambatan, sebab tingkat suku bunga pinjaman mengalami peningkatan, sehingga bunga yang dibebankan pada nasabah juga meningkat.
Artinya, nasabah atau investor sektor rill yang menggunakan modal dari pinjaman bank berpotensi melakukan penundaan investasi akibat adanya peningkatan biaya modal.
“Naik 25 Bps saja pengaruhnya cukup besar terhadap besaran biaya modal yang keluar, artinya ini akan membuat perubahan yang cukup besar, misal dia investasi Rp500 juta sampai Rp1 miliar, tentu besar skalanya,” katanya.
Lebih lanjut, Murtiadi menyebut meningkatnga biaya modal yang akan ditanggung akibat tingkat suku bunga yang meningkat akan membuat biaya operasional turut terdongkrak. Apalagi, tingkat suku bunga pinjaman menggunakan prinsip floating rate, artinya mengikut kondisi tingkat bunga.
Selain itu, hal ini juga akan memengaruhi tingkat permintaan kredit terhadap perbankan, sebab nasabah akan mempertimbangkan suku bunga yang tinggi dalam mengajukan pinjaman.
“Setidaknya mereka akan mempertimbangkan dan menghitung ulang, sebab beban konsumen akan semakin besar,” ujar Wakil Dekan II UIN Alauddin Makassar itu.
Lebih lanjut, bagi Murtiadi, BI mengambil langkah ini sebagai dampak pengaruh krisis global yang belum usai. Tingginya gekolak perekonomian membuat masyarakat akan bergeser mencari sektor yang aman.
Seperti, investasi emas dan mata uang dollar, artinya kedua sektor ini akan mengalami penguatan yang drastis jika tak ada tindakan pencegahan.
“Menguatnya mata uang dollar akan berdampak pada rupiah, begitupun dengan harga emas, sekarang saja sudah Rp1,3 juta per gram, artinya sudah ada peningkatan, sebab kedua sektor ini aman bagi mereka, makanya keputusan ini memang harus dilakukan,” tandasnya.