KabarMakassar.com — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengemukakan alasan pihaknya menetapkan Idul fitri lebih awal dibandingkan dengan pemerintah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan maklumat terkait penetapan 1 Syawal atau hari raya idul fitri tersebut normal dilakukan.
“Maklumat Muhammadiyah ini normal terjadi dilakukan, karena kami menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal,” ungkapnya dikutip melalui video di kanal YouTube Muhammadiyah Channel, Minggu (7/4).
Pihaknya menjelaskan maklumat yang disampaikan lebih awal tidak bermaksud untuk mendahului dan meninggalkan pihak tertentu dalam penentuan Idul fitri.
“Ini hal yang lumrah terjadi setiap tahun, sebagaimana juga berbagai organisasi Islam itu mengeluarkan kalender, baik kalender hijriah yang berisi tanggal dalam hijriah yang ada irisan dengan ritual ibadah, atau mungkin juga kalender miladiyah (masehi) yang terkait dengan tanggal yang menyangkut kegiatan publik,” sambungnya.
Menurutnya bila terdapat kesamaan dan perbedaan dalam tanggal yang ditentukan, hal tersebut harus bisa menjadikan kaum Muslimin menjadi toleran, tasamuh (saling menghargai), dan tanawu (saling menghormati perbedaan cara dalam hal menjalankan ibadah).
“Pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah,” sebutnya.
Sehingga untuk menyelesaikan masalah perbedaan, pihaknya kata Haedar terus mendorong seluruh pihak dalam mewujudkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Ia berharap KHGT tidak hanya berlaku untuk Indonesia saja, melainkan untuk umat Islam di seluruh dunia, sehingga perbedaan itu tidak terus berulang.
“Satu kalender global itu seperti juga kalender miladiyah (masehi). Sehingga, tidak lagi ada perbedaan dan tidak lagi ada kegiatan yang bersifat membuat kita ikhtilaf atau berbeda dalam penentuan,” jelasnya.