KabarMakassar.com — Bulan ramadan merupakan bulan yang istimewa bagi umat islam. Namun, pada bulan ramadan juga terdapat berbagai peristiwa penting, terutama pada malam ke-17.
Peristiwa dalam bulan suci ramadan atau lebih khususnya pada malam ke-17 bulan ramadan terjadi peristiwa yang sangat penting.
Berikut ini rangkuman peristiwa pada malam ke-17 ramadan, sebagaimana yang dikutip dari laman NU Online, pada Jumat (29/3), sebagai berikut:
1. Pertama kali Rasulullah SAW menerima wahyu
Pada saat mendekati diutusnya Rasulullah saw menjadi seorang rasul, beliau sering menyendiri di gua Hira. seperti yang diceritakan oleh Sayyidah Aisyah ra:
وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ، وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا
Artinya: “Rasulullah menyendiri di gua Hira, beliau beribadah di sana selama beberapa malam, sebelum kemudian pulang pada Sayyidah Khadijah dan mengambil bekal lalu kembali ke gua Hira. Begitu seterusnya.” (Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari, Shahihul Bukhari, [Kairo, Darut Ta’shil: 2012], juz I, halaman 181).
Berhari-hari Rasulullah SAW di gua tersebut. Kemudian, pulang mengambil bekal makanan, lalu kembali ke gua Hira. Demikian itu berlanjut hingga akhirnya beliau didatangi malaikat Jibril membawa wahyu untuk pertama kali.
2. Perang Badar
Perang Badar adalah pertempuran pertama pasukan muslimin di medan perang. Badar nama sebuah tempat berjarak ± 150 km dari Madinah. Perang ini terjadi pada hari Jumat, tanggal 17 ramadan tahun kedua Hijriah. Tahun yang sama dengan dimulainya kewajiban puasa ramadan.
Perang ini sangat menentukan bagi keberlangsungan dan masa depan agama Islam. Hal ini tercermin dari penggalan doa yang Rasulullah saw panjatkan saat perang tersebut:
اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ إِنْ تَُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَُ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
Artinya: “Ya Allah, berikanlah sesuatu yang telah engkau janjikan padaku. Ya Allah, jika Engkau takdirkan pasukan muslimin ini kalah, maka tak ada yang akan menyembah-Mu di muka bumi.”
Lalu, Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya, sesaat setelah Rasulullah SAW bersimpuh memohon kepada-Nya, Allah SWT mengirimkan seribu malaikat untuk membantu pasukan muslimin, hal tersebut diabadikan dalam surah Al-Anfal ayat 9.
3. Terbunuhnya Sayyidina Ali ra
Tiga dari Empat Khulafaur Rasyidun wafat terbunuh. Tiga orang yang wafat karena dibunuh adalah Umar ra (khalifah kedua), Utsman ra (khalifah ketiga), dan Ali ra (khalifah keempat). Hanya Abu Bakr ra yang wafat karena sakit.
Siapa sangka, orang seistimewa itu wafat dibunuh oleh mantan pendukungnya sendiri. Pada pagi hari Jum’at, 17 Ramadhan tahun 40 H, tepatnya waktu subuh, Ali ra berjalan menuju masjid seraya berseru:
أيها الناس، الصلاة الصلاة
Artinya: “Semuanya, waktunya salat, waktunya salat.”
Di tengah jalan, ia dikejutkan oleh sabetan pedang Abdurrahman ibnu Muljam yang mengenai dahinya hingga tembus ke otak. Orang-orang segera menyelamatkannya dan tentu menangkap Ibnu Muljam, yang merupakan salah satu anggota kelompok Khawarij. Namun nahas, Sayyidina Ali ra tak terselamatkan. Pada Sabtu malam menantu sekaligus sepupu Rasulullah SAW ini menghembuskan nafas terakhir. (Abdurrahman As-Suyuthi, Tarikhul Khulafa’ [Jakarta: Darul Kutubil Islamiyyah, 2011], halaman 157).