KabarMakassar.com — Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba bergerak cepat melakukan pencegahan meluasnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya dengan melakukan fogging atau pengasapan di sejumlah wilayah yang terdapat kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr Amrullah mengungkapkan, fogging sudah dilakukan sejak sepekan terakhir di wilayah yang banyak kasus DBD atau bahkan meninggal dunia. Langkah ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya ini.
“Sudah beberapa hari ini kita lakukan fogging di wilayah-wilayah rawan DBD dan ada kasus pasien meninggal dunia. Seperti pekan lalu di Desa Dwitiro (Kecamatan Bontotiro). Hari ini (Minggu, 24 Maret) kita lakukan fogging di Dusun Borong Kalukue dan Dusun Samature, Desa Taccorong (Kecamatan Gantarang),” terangnya.
Amrullah menjelaskan, rekomendasi pelaksanaan fogging berdasarkan Penyelidikan Epidemiologi (PE), jika ditemukan kasus lebih dari satu warga yang positif DBD. Kegiatan pengasapan ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
“Tetapi yang paling penting dilakukan adalah gerakan 3M plus (Menguras, Menutuup, dan Mengubur) serta peran serta masyarakat dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit DBD,” terangnya.
Selain fongging, lanjut dr Amrullah, langkah pencegahan lainnya dengan melakukan abatesasi di semua desa di wilayah Puskesmas Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang. Hal ini bertujuan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti yang biasa bersarang pada tempat-tempat yang digenangi air seperti bak mandi dan penampungan air lainnya.
“Yang terpenting adalah peran serta dan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyakit DBD secara terus menerus dan berkesinambungan,” tutupnya.
Sebelumnya, dua anak di Kabupaten Bulukumba meninggal dunia akibat DBD. Mereka adalah UN, berusia 8 tahun warga Taccorong, Kecamatan Gantarang, dan seorang anak berusia 5 tahun warga Bontotiro.