KabarMakassar.com – Sulawesi Selatan salah satu provinsi yang memiliki ragam suku. Ada Suku Makassar, Bugis, Mandar, Toraja dan lain-lain. Tentu hal ini membuatnya memiliki ciri khas budaya dan sejarah, salah satunya baju adat tradisionalnya. Walau saat ini baju-baju adat itu hanya terlihat di acara pernikahan, atau acara penting lainnya.
Namun marilah kita tetap melestarikannya dengan mengenal sedikit sejarah dan makna beberapa baju tradisional Sulawesi Selatan. Berikut beberapa daftar baju ada Sulawesi Selatan yang dirangkum KabarMakassar.com dilansir dari situs Orami.
1. Baju Bodo
Baju bodo salah satu baju adat yang sering kita lihat, khususnya daerah Kota Makassar. Baju bodo adalah pakaian adat tradisional Bugis-Makassar.
Diktahui, kata ‘Bodo’ istilah dari bahasa Makassar, sedangkan dalam bahasa Bugis disebut waju ponco (baju pendek). Baju bodo umumnya berbentuk persegi yang tampak seperti balon, berlengan pendek, hanya setengah siku, sesuai dengan namanya baju bodo. Dalam bahasa Makassar berarti baju pendek.
Baju bodo dibedakan menjadi dua menurut panjang bajunya, yakni Baju bodo pendek sampai pinggang umumnya dipakai para penari, pengantin dan gadis remaja. Sementara yang panjangnya sampai di bawah betis, dipakai orang dewasa.
Umumnya berwarna terang menunjukkan identitas, usia dan status sosial perempuan yang memakainya.
Contohnya warna jingga berarti pemakainya berusia 10 tahun, jingga dan merah dipakai anak perempuan berusia 10-14 tahun, merah dikenakan perempuan berusia 17-25 tahun. Sementara putih dikenakan perempuan dari kelas bawah, hijau untuk kalangan bangsawan dan ungu dipakai seorang janda.
Namun seiringnya perkembangan zaman yang semakin modern, penentuan warna sudah semakin pudar.
2. Baju Bella Dada
Kalau baju bodo adalah pakaian adat perempuan Bugis-Makassar, maka Baju Bella Dada untuk pasangannya atau baju adat pria Bugis-Makassar.
Baju Bella Dada berarti baju dengan belahan pada dada. Model bajunya berlengan panjang dengan leher berkerah dan dibubuhi kancing berwarna emas atau perak. Terdapat saku pada bagian kiri dan kanan baju.
Sementara bagian bawah berupa celana yang disebut paroci yang dibalut dengan sarung atau disebut lipa’ garusu.
Saat memakai baju ini, para pria Makassar juga mengenakan hiasan penutup kepala bernama passapu’. Baju bella dada umumnya berupa kain tradisional tanpa motif atau polos dan berwarna terang mencolok seperti merah dan hijau.
Selain hiasan kepala passapu’, baju tradisional Makassar ini juga dilengkapi dengan aksesoris seperti gelang, badik, dan hiasan lainnya.
Kaum pria Makassar mengenakan pakaian ini untuk menghadiri upacara adat, pernikahan, acara kenegaraan ataupun acara formal lainnya
3. Baju Labbu
Baju labbu hampir mirip dengan baju bodo. Bedanya, baju labbu memiliki lengan panjang dan agak ketat dari siku sampai pergelangan tangan.
Tak heran kalau baju labbu dikenal juga sebagai baju bodo panjang. Baju ini umumnya menggunakan kain sutera tipis yang tidak menerawang.
Sama halnya dengan baju bodo, pakaian adat Sulawesi Selatan ini dipadupadankan dengan sarung tradisional atau lipa’ bermotif kotak cerah.
Selain itu, juga dilengkapi dengan aksesoris berupa perhiasan lempeng berwarna emas atau perak.
Dulunya, baju labbu dikenakan oleh para perempuan bangsawan Kerajaan Luwu, namun di masa modern bisa dikenakan perempuan kalangan manapun.
Tak ada ketentuan atau batasan khusus seperti usia ataupun status sosial.
Para perempuan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan sering mengenakan pakaian adat ini sebagai busana pengantin dan untuk menghadiri acara-acara adat.
4. Jas Tutu’
Jas tutu’ merupakan pakaian adat untuk laki-laki Bugis yang memiliki makna tutup. Sesuai dengan modelnya yang tertutup. Mirip dengan baju bella dada, jas tutu’ bentuknya berupa jas lengan panjang yang dihiasi kancing emas dan lehernya berkerah.
Bagian bawah berupa celana panjang yang dibalut sarung berwarna mencolok, seperti merah, kuning atau hijau. Biasanya digunakan dengan tutup kepala.
Kalau pada baju bella dada penutup kepala bernama passapu’, maka pada jas tutu’ disebut songkok.
Jas tutu’ menjadi andalan para pria Bugis untuk dikenakan pada acara-acara formal termasuk upacara adat dan acara kenegaraan.
5. Baju Pokko’
Baju pokko’ adalah sebutan untuk pakaian adat perempuan Tana Toraja. Modelnya berlengan pendek, dengan warna baju dan rok senada.
Baju pokko’ umumnya dibuat dari kain polos dengan warna-warna mencolok seperti kuning, merah, orange, putih dan hitam.
Namun, ada juga yang bermotif tenun khas Toraja. Saat mengenakannya, baju pokko’ dipadupadankan dengan aksesoris khas Toraja berupa anyaman manik-manik pada bagian dada dan pinggang yang disebut kandaure.
Warna kandaure yang dipilih disesuaikan dengan warna baju pokko’. Aksesoris yang dikenakan pun lebih kompleks, terdiri dari hiasan kepala, kalung, gelang dan keris yang disebut gayang.
Baju ini umunnya dikenakan para perempuan Toraja untuk upacara adat seperti pernikahan, pesta kematian dan pertunjukan seni tarian ma’gellu.
Untuk acara tidak resmi, biasanya perempuan Toraja memakai baju pokko’ tanpa kandaure.
Sedangkan untuk busana pengantin perempuan Toraja, baju pokko’ didesain dengan lebih mewah dengan warna-warna terang seperti emas, silver, biru, putih atau sesuai dengan selera.
Itulah tadi beberapa baju adat tradisional Sulawesi Selatan. Semoga bisa jadi referensi untuk dikenakan di hari penting, agar budaya ini tidak pudar dan tergantikan.