kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Sahur Dalam Keadaan Junub, Sahkah? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Sahur Dalam Keadaan Junub, Sahkah? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Ilustrasi (Dok : KabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Beberapa keraguan umat Muslim seputar sahur dan mandi wajib dalam keadaan junub menjadi sorotan utama dalam penjelasan yang disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad.

Dalam menjawab keraguan tersebut, Ustaz Abdul Somad memberikan penjelasan yang merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan hadis yang dicatat oleh Aisyah R.A.

Pemprov Sulsel

Mandi wajib, atau yang lebih dikenal dengan mandi junub, merupakan tindakan mandi untuk membersihkan diri dari hadast besar.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa jika seseorang berada dalam keadaan junub saat subuh, puasanya tetap sah, namun tidak diperkenankan untuk berhubungan setelah adzan subuh. Jika seseorang bangun dalam keadaan junub setelah subuh, puasanya tetap sah setelah mandi junub.

“Kata Aisyah (istri nabi) setelah berhubungan ada dua yang dilakukan. Nabi mandi, kadang-kadang berwudhu. Tapi paling sering mandi, adakalanya berwudhu, wudhunya seperti wudhu salat, kemudian nabi makan (sahur), Itu dalam keadaan junub puasanya sah,” ujarnya

Menurut penjelasan yang disampaikan, mandi junub harus dilakukan secara menyeluruh, di mana seluruh badan harus terbasahi. Terlewatnya salah satu rukun ini akan membuat mandi besar tidak sah, dan seseorang masih dianggap berhadats. Selain rukun, terdapat juga sunnah-sunnah yang bisa dilakukan saat mandi wajib.

Tata cara mandi wajib ini dijelaskan secara rinci oleh ulama seperti Syekh Salim bin Sumair Al-Hadlrami dan Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi, yang menekankan pentingnya niat dan meratakan air ke seluruh tubuh dalam pelaksanaan mandi junub.

Dengan penjelasan ini, Ustaz Abdul Somad berharap umat Muslim dapat memahami lebih dalam mengenai aturan dan syarat-syarat sahnya ibadah puasa, termasuk dalam konteks mandi junub atau mandi wajib setelah sahur.