kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Golkar Merosot, Ini Daerah Sulsel tanpa Kursi Ketua DPRD

Golkar Merosot, Ini Daerah Sulsel tanpa Kursi Ketua DPRD
Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Andi Marzuki Wadeng. FOTO IST
banner 468x60

KabarMakassar.com – Partai Golkar merosot di Sulawesi Selatan pasca pemilu 2024, Rabu (14/) lalu. Merosotnya atau menurunnya suara partai beringin hasil pemilihan legislatif Pemilu tahun ini.

Meski demikian, hasil sementara proses rekapitulasi partai yang dipimpin Airlangga Hartarto itu meraih juara 2 tingkat nasional.

Pemprov Sulsel

Dimana ada sejumlah daerah Sulsel, Golkar tanpa menduduki kursi pimpinan parlemen. Mantan Ketua DPD Golkar Sulsel Nurdin Halid sebelumnya mengatakan kepada awak media bahwa penurunan lumbung Golkar di Sulsel menjadi evaluasi jajaran pengurus DPD.

Hal itu juga diakui Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Andi Marzuki Wadeng, yang menuturkan bahwa sura Golkar begitu menurun secara signifikan. Hal itu melihat hasil Pemilu 2024 dimana ada sejumlah daerah yang sebelumnya diduduki beringin sebagai ketua DPRD kabupaten/kota.

Ia menyatakan bahwa salah satu penyebab penurunan tersebut adalah kurangnya keseriusan kader Golkar, terutama kader incumbent yang tidak terpilih kembali karena minim interaksi dengan konstituennya.

Selain itu, Andi Marzuki juga mengakui bahwa strategi politik Golkar yang masih mengandalkan metode lama menjadi penyebab terkikisnya dukungan di beberapa daerah, sementara rival politiknya telah berkembang dengan strategi yang lebih modern.

Di Enrekang, hijrahnya Muslimin Bando ke PAN menjelang Pemilu memiliki pengaruh besar terhadap basis Golkar. Perubahan kepemimpinan yang tiba-tiba membuat pimpinan Golkar harus beradaptasi kembali untuk membangun basis dari bawah.

“Tentu sebagai ketua baru belum memahami betul kondisi sampai seperti itu. Yang kedua, caleg yang sudah disusun awalnya, begitu Pak Muslimin Bando pindah, yang disusun itu ikut pindah juga. Jadi ada beberapa gerbongnya Pak Muslimin Bando dibawa pergi,”ujar kepada awak media, Rabu (13/3).

Diketahui, daerah tanpa dipimpin oleh Golkar yakni Kabupaten Luwu Timur, dimana sebelumnya Golkar memiliki 7 kursi, namun kini hanya tersisa 4 kursi. Bahkan, Golkar tidak berhasil mendapatkan kursi unsur pimpinan setelah PDI Perjuangan mendudukkan 10 kader terbaik mereka, diikuti oleh NasDem dengan 7 kursi dan PAN dengan 5 kursi.

Di Palopo, meskipun Golkar naik dari 5 menjadi 6 kursi, mereka kalah bersaing dengan NasDem yang meraih 7 kursi. Partai Golkar hanya memperoleh kursi wakil ketua DPRD.

Di Enrekang, Golkar turun dari 6 kursi menjadi 4 kursi dan juga kehilangan posisi ketua DPRD kepada NasDem yang memperoleh 9 kursi.

Sementara Kabupaten Bone, Golkar juga terus mengalami penurunan, dari 15 kursi pada Pemilu 2014 menjadi 9 kursi pada Pemilu 2019, meski mereka masih berhasil mempertahankan kursi ketua DPRD.

Namun, pada Pemilu 2024, Golkar Bone hanya menyisakan 6 kursi dan kursi ketua DPRD diambil alih oleh Gerindra dengan perolehan 8 kursi.

Hal yang serupa terjadi di Kabupaten Maros, di mana Golkar hanya memperoleh 6 kursi dan kursi ketua DPRD diambil alih oleh PAN dengan mendudukkan 12 kader terbaik mereka.

Direktur Lembaga Riset Nurani Strategic Nurmal Idrus mengatakan bahwa Golkar Sulsel lemah dalam konsolidasi internal jelang pemilu 2024. Dimana menurutnya, kepemimpinan Ketua Golkar Sulsel kurang kuat dalam mempertebal militansi struktur sehingga tak bergerak maksimal.

“Di sisi lain, PE empatan figur caleg kalah dari parpol lain yang banyak menempatkan figur dengan elektabilitas bagus di masing-masing wilayah,”ujar Nurmal Idrus kepada kabarmakassar.com, Rabu (13/3).