KabarMakassar.com — Harga komoditas gula yang diawasi pemerintah mulai merangkak naik menjelang Ramadan di sejumlah Pasar Tardisional di Bulukumba.
Salah satunya, di Pasar Cekkeng, harga gula pasir yang sebelumnya Rp. 14.000 per liter, kini naik menjadi Rp. 17.000 per liter, Minggu (10/3). Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pembeli.
Lestari, seorang warga kecamatan Gantarang, menyatakan kegelisahannya, terutama karena akan memasuki bulan Ramadan di mana gula menjadi kebutuhan utama dalam berjualan takjil.
“Beras naik ini, gula juga naik. Besok sudah puasa, semakin sulit bagi kami, masyarakat yang ingin berjualan takjil,” ungkapnya.
Dia berharap pemerintah dapat kembali menyelenggarakan pasar murah untuk membantu masyarakat kurang mampu seperti dirinya.
Seorang peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran mengungkapkan, kenaikan harga gula disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga global dan kekhawatiran akan dampak El Nino.
“Kenaikan harga gula di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga gula dunia, kenaikan biaya produksi terkait pupuk dan tenaga kerja, kekhawatiran dampak El NiƱo pada panen tebu tahun 2023-2024 serta penetapan harga beli di tingkat petani oleh pemerintah yang lebih tinggi,” kata Hasran dalam keterangannya.
Diketahui, Indonesia masih banyak bergantung pada impor untuk pasokan gula, sementara harga gula di pasar internasional telah meningkat dalam dua bulan terakhir akibat penurunan produksi di beberapa negara produsen utama seperti India, Thailand, dan Brazil.