kabarbursa.com
kabarbursa.com

Wajib Tahu, Minum Teh Sehabis Makan Tidak Dianjurkan

Wajib Tahu, Minum Teh Sehabis Makan Tidak Dianjurkan
(Foto : INT).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Usai menyantap makanan berat minuman yang lazim di pilih adalah teh. Akan tetapi, beberapa penelitian menyebutkan, minum segelas teh setelah makan merupakan kebiasaan yang tidak dianjurkan serta berisiko.

Ini karena teh bisa menjadi sebuah minuman yang tidak sehat. Padahal, minum teh setelah makan merupakan hal yang sangat biasa dan sering dilakukan, khususnya bagi masyarakat Indonesia.

Pemprov Sulsel

Dikutip dari Halodoc, beberapa alasan mengapa minum teh setelah makan tidak dianjurkan serta berbahaya bagi kesehatan, sebagai berikut:

1.Penyerapan zat besi pada tubuh terhambat

Penelitian dari Critical reviews in food science and nutrition berjudul Effect of tea and other dietary factors on iron absorption, menganjurkan untuk tidak meminum teh setelah makan. Hal ini disebabkan karena kandungan asam fitat yang ada pada teh dapat mengacaukan penyerapan zat gizi pada tubuh. Perlu diketahui setelah makan, tubuh akan bertugas untuk mencerna dan menyerap seluruh manfaat dari makanan yang dikonsumsi.

Sayangnya, interaksi antara asam fitat yang ada dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi (Fe), seng (Zn) dan Magnesium (Mg). Jika ini terjadi, orang tersebut akan mengalami anemia atau kekurangan zat besi.

2. Memicu konstipasi atau diare

Teh memiliki kandungan senyawa tanin di dalamnya. Karena kandungan tersebut, mengonsumsi teh setelah makan dapat memicu terjadinya konstipasi atau diare. Sebab, salah satu manfaat dari tanin pada teh adalah bersifat anti diare. Senyawa tersebut bekerja dengan cara mengumpulkan protein di sekitarnya.

3. Memicu peningkatan asam lambung

Minuman teh yang diminum sehabis makan berpotensi menjadi katalis yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Asam lambung berlebih diketahui dapat memicu berbagai masalah saluran cerna seperti gastritis dan GERD.

Kendati demikian, menurut studi berjudul Association between tea consumption and gastroesophageal reflux disease yang dipublikasikan pada 2019 lalu, tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi teh dan risiko GERD secara keseluruhan. Namun, dalam analisis subkelompok, minum teh memang benar adanya dapat meningkatkan risiko GERD.  Oleh sebab itu, penelitian lebih lanjut tentunya masih diperlukan untuk benar-benar memastikannya.

Minum teh setelah makan tidak sepenuhnya dilarang. Asalkan makanan yang dikonsumsi bervariasi. Seperti ada sumber nabati dan hewani serta vitamin C.

Namun lebih amannya untuk memberi jeda antara makan dan minum teh. Waktu terbaik untuk mulai minum teh adalah sekitar setengah jam sampai dua jam setelah makan. Jenis teh yang diminum juga sebaiknya disesuaikan.