KabarMakassar.com — Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meresmikan Proyek Strategis Nasional, Makassar New Port (MNP) pada Kamis (22/2).
Peresmian tersebut dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi KaryabSumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono.
Dermaga MNP Tahap 1A, 1B dan 1C yang diresmikan tersebut memiliki panjang total 1.280 meter dan dibangun PT Pelabuhan Indonesia (Persero) di atas lahan seluas 52 hektare guna menopang pertumbuhan perekonomian di wilayah timur Indonesia.
Presiden Jokowi menjelaskan, Makassar New Port merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priuk dengan kedalaman 16 Meter dan termasuk pelabuhan terdalam yang sangat baik untuk bersandarnya kapal-kapal besar yang
mengangkut kontainer.
Kehadiran pelabuhan baru di Makassar dengan kapasitas total saat ini 2,5 juta TEUS (twenty-foot equivalent unit) peti kemas juga menjadi angin segar bagi perusahaan pelayaran. Karena dengan kedalaman yang dimiliki yakni – 16 meter LWS (Low Water Springs), dermaga MNP sudah bisa disandari kapal berukuran besar generasi post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri.
“Makassar New Port yang lama itu kapasitasnya 750 ribu TEUs (twenty-foot equivalent unit) per tahun dan sekarang 2.5juta TEUS per tahun, ini lompatan yang sangat tinggi sekali. Kita lihat nanti bagaimana progres perkembangan pelabuhan ini yang akan menjadi pelabuhan besar di Indonesia Bagian Timur yang diharapkan bisa mengefisiensikan biaya-biaya logistik di tanah air kita,” tambah Presiden Jokowi.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, sesuai arahan Presiden Republik Indonesia 3 tahun yang lalu, bahwa kekuatan pelabuhan BUMN harus disatukan untuk menjadi pemain global, meningkatkan efisiensi, dan mendorong penurunan biaya logistik nasional.
Karena itu, dengan diawali pengkonsolidasian Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu dari 20 pelabuhan terbaik dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.
“Kita sudah meningkatkan kecepatan bongkar muat peti kemas pelabuhan di Indonesia, yang tadinya rata-rata 20 box (per crane per jam) menjadi 34 box (per crane per jam), yang membuat waktu sandar kapal turun dari sebelumnya rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam, artinya ini percepatan yang luar biasa. Kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring sistem pelabuhan yang terintegrasi,” jelas Erick.
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR menghadirkan 3 pelabuhan internasional dengan mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya dan mengintegrasikan beberapa kawasan industri untuk menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan. Oleh karena itu, hadirnya Makassar New Port menjadi sangat penting dimana sebagai gerbang dunia untuk Kawasan Indonesia Timur.
“Kita terus konsolidasikan dari segi keuangan Alhamdulillah (Pelindo) saat ini profit Rp3.9 triliun dan investasi MNP ini mandiri dari Pelindo sendiri senilai Rp5,4 triliun dan terus bertahap sampai Rp10 triliun,” tambah Erick.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, Arif Suhartono mengatakan bahwa pihaknya menghadirkan Proyek Srategis Nasional (PSN) MNP guna mendukung upaya pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah timur Indonesia. Pembangunan MNP Tahap 1A, 1B, dan 1C ini menyerap investasi senilai Rp5,4 triliun dan masih berlanjut dengan pengadaan peralatan bongkar muat, penambahan fasilitas dan pengembangan MNP Tahap 1D yang akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dan pasar dengan anggaran investasi hingga Rp10 triliun.
Adapun fasilitas yang ada di mega proyek MNP saat ini yaitu 6 unit Container Crane (CC), 16 unit Rubber Tyred Gantry (RTG), 2 unit Reach Stacker (RS), 15 unit Terminal Tractor, 1 unit Forklift 2 ton dan 392 unit Reefer Plug. Keseluruhan alat telah mendukung program green port atau terelektrifikasi telah menggunakan listrik.
“MNP juga telah dilengkapi dengan Integrated Planning dan Control Room (PnC), sebuah langkah inovatif untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti. Adapun fasilitas yang ada di mega proyek MNP saat ini yaitu 6 unit Container Crane (CC), 16 unit Rubber Tyred Gantry (RTG), 2 unit Reach Stacker (RS), 15 unit Terminal Tractor, 1 unit Forklift 2 ton dan 392 unit Reefer Plug. Keseluruhan alat telah Kendari, Balikpapan, hingga Maluku dan papua.” jelas Arif.
Dengan pelayanan 24/7 atau 24 jam selama 7 hari, kehadiran MNP yang nantinya akan terintegrasi dengan sebuah kawasan industri berskala besar dan juga rel kereta api yang menghubungkan kota-kota di Sulawesi diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia secara luas.