kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Tolak Tambang Ilegal dan Penimbunan BBM, Demo Copot Kapolres Jeneponto Nyaris Ricuh

banner 468x60

KabarSelatan.idPengurus Besar (PB) Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT) Jeneponto melakukan unjuk rasa dan aksi teatrikal dengan mengusung keranda mayat bertuliskan " Para Pihak Hukum Jangan Diam Seperti Mayat (Gambar) Dan Buta Melihat Kejahatan Di Butta Turatea"  di depan Kantor Mapolres Jeneponto. Senin (12/06).

Dalam orasinya, Jenderal lapangan Try Albar mengatakan aktivitas pertambangan tanpa izin  melanggar UU Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara pada pasal 158 UU tersebut.

Pemprov Sulsel

Menurutnya, dari hasil investigasi di lapangan dan laporan masyarakat, kami menduga maraknya penambangan liar yang tak mengantongi izin sesuai dengan regulasi dan hingga hari ini masih beroperasi.

Padahal beberapa bulan lalu, Kasat Reskrim dan Kapolres Jeneponto yang baru saja Sertijab telah menyegel tambang dengan police line disejumlah wilayah yang diduga tidak memiliki izin. Namun tak berselang lama, tambang yang sudah disegel kembali beroperasi.

"Muncul pertanyaan besar, apakah tambang ini sudah memgantongi izin IUP, IUPK, IPR, SIPB dan dokumen lainnya," ungkap Albar.

Selain itu, Ketua PB HPMT Dedy Arsandi  juga meminta agar polisi juga menindak tegas pelaku penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar di sejumlah SPBU wilayah Jeneponto yang disinyalir di bekingi oknum tertentu.

Sebab, sangat meresahkan warga lantaran yang biasa terjadi solar sudah ludes dalam waktu kurang dari 24 jam.

"Kami menuntut, Copot Kapolres, Kasat Reskrim dan Kanit Tipiter Polres Jeneponto karena gagal dalam supremasi hukum," tegas Dedy.

Bahkan massa juga mendesak polisi menangkap dan adili pelaku penambang galian C dan menyita semua alat berat yang digunakan serta penimbun BBM dan para Manager SPBU Bangkala, Boyong, Kalukuang, Jl Pahlawan, depan Gor, Bulo-bulo dan Tarowang yang diduga terlibat," tandasnya 

Setelah itu, pendemo kembali melakukan aksi teatrikal dengan memotong seekor ayam yang menandakan tulisan di keranda mayat " Para Pihak Hukum Jangan Diam Seperti Mayat (Gambar) Dan Buta Melihat Kejahatan Di Butta Turatea".

Aksi yang awalnya berjalan lancar, damai dan tertib itu pun nyaris berakhir ricuh. Dimana situasi memanas itu terjadi aksi dorong-dorongan antara Massa dengan kepolisian hingga beberapa menit saat akan membakar ban.

Tapi, suasana memanas itu pun berhasil diredam setelah Wakapolres Jeneponto Kompol Muh. Idris turun tangan untuk melerai keduanya.

Sementara Wakapolres Jeneponto Kompol Muh. Idris mengatakan kepada para pendemo bahwa Kapolres saat ini belum bisa ditemui karena sakit akibat sudah menjalani operasi sedangkan Kasat Reskrim juga sedang menjalani ibadah Haji.

Sehingga sebagai perwakilan saya menerima dan menyambut kedatangan adik-adik untuk bertemu beliau yang sedang tak ada di tempat.

"Tentunya saya sangat berterima kasih karena sudah menyampaikan aspirasinya sebagai bentuk kontrol sosial namun tentunya apa yang saya disampaikan tada batasannya,"

Muh. Idris menambahkan terkait aspirasi yang disampaikan ini bukan hal yang pertama kali,  namun minimal ada upaya- upaya yang dilakukan oleh instasi terkait meski pun belum maksimal.

"Terkait hal ini, saya pasti akan menyampaikan dan menyambungkan kepada adik-adik karena secara teknis saya tidak menguasai dan tidak memiliki kewenangan untuk mengambil tindakan sesuai yang diharapkan," tandasnya.