KabarMakassar.com — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) secara simbolis melepas sepuluh kontainer kacang hijau bermuatan 1000 ton untuk diekspor ke negeri Cina, Senin (28/8).
Tahun 2023 ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan ekspor kacang hijau hingga 25.000 ton untuk dikirim ke sembilan negara. Diantaranya Cina, Philipina, Taiwan, Korea, dan Timor Leste. Target ini meningkat dari realisasi ekspor kacang hijau tahun 2022, yakni 18.000 ton.
Mentan SYL mengatakan, kita jangan hanya melihat banyak atau sedikit jumlah yang bisa kita ekspor. Tapi lebih kepada kontribusi kita dalam membangun bangsa melalui sektor pertanian, salah satunya komoditi kacang hijau.
“Modal terbesar Bangsa Indonesia adalah pertanian. Saat semua negara mengalami kesulitan saat pandemi covid 19, Indonesia masih bisa bertahan. Karena kita punya pertanian yang kuat. Maka itu, memberikan kontribusi nyata untuk pertanian adalah bagian yang jadi kewajiban kita,” ungkap Mentan SYL.
Adapun total eksportir dalam ekspor kacang hijau kali ini melibatkan 43 perusahaan dari pemasok di daerah Jawa Tengah yang meliputi daerah Rembang, Pati, Kudus, Demak, dan Grobogan, serta Jawa Timur yang meliputi Madura dan wilayah-wilayah sekitarnya.
Kacang hijau yang diekspor memiliki kualiatas premium dengan spesifikasi warna seragam, warna butek tidak mengkilat, ukuran lebih besar 3,5 mm, daya kecambah lebih dari 90 persen, serta aman dan bebas dari pestisida.
Musim ekspor dominan bulan Juli hingga September, luas tanam setahun 140 ribu hektar dengan produksi 230 ribu ton. Sedangkan umur panen dua bulan dan provitas 1,5 ton/hektar. Untuk biaya produksi terbilang murah, yakni Rp 2-5 juta/hektar. Penanaman kacang hijau ini sebagai selingan setelah tanam padi di saat musim kering, harga jual di petani bisa Rp 15.000/kilogram.
Ditektur Operasional PT. Haniori, salah satu eksportir kacang hijau mengatakan, selama lima tahun terakhir pihaknya sudah berhasil mengekspor 17.000 ton kacang hijau ke sejumlah negara di Asia.
“Terima kasih atas kunjungan Bapak Menteri (Mentan SYL) sekaligus meresmikan kantor baru kami. Sebagai pihak swasta, kami tidak bisa berdiri sendiri. Dukungan dari Kementan sangat membantu kami, khususnya untuk meningkatkan jumlah produksi dan menembus pasar baru di berbagai belahan dunia,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, kacang hijau terus dikembangkan dan ditingkatkan produksinya di Jateng, Jatim, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Suwandi, budidaya kacang hijau menguntungkan petani, sebab dua bulan sudah bisa panen, dan hemat biaya tanam. Bahkan, di Jateng, kacang hijau biasa ditanam setelah panen padi saat kemarau dan harga jualnya juga bagus.
"Sesuai arahan Bapak Menteri (Mentan SYL) agar digenjot, fokus lokasi dengan pendekatan utuh dari hulu hingga pasar dan ekspornya. Potensi ekspor masih terbuka yang saat ini ekspornya baru sekitar 10 persen dari produksi nasional," ujar Suwandi.
Ia juga menyebutkan, kacang hijau kaya akan manfaat bagi kesehataan, dan hilirisasi menjadi 20 jenis produk turunan, seperti bubur kacang, bubur havermut, makanan bayi, hunkwe soun, wedang ronde, sari kacang hijau, minuman, bacang, yanko, gandasturu, bakpia, onde-onde, peyek, bakpau, biskuit, susu, touge, shampoo, hingga pakan ternak. Karena itu, kacang hijau menjadi komoditi unggulan Indonesia dan cukup menjadi primadona di negara tujuan ekspor.