KabarMakassar.com — Semarak Hari Ulang Tahun (HUT) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar menggelar Simposium Ginjal untuk masyarakat umum yang berlangsung di Auditorium Pusat Jantung Terpadu, Makassar, Selasa (07/03).
Diketahui Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan penyakit yang menyerang ginjal dalam jangka waktu lama dan mengalami kelainan struktur ginjal.
dr. Nurbaya Syam, SpGK(K), M.Kes mengatakan bahwa jumlah pasien dengan PGK setiap tahunnya mengalami kenaikan.
Ia mengungkap pasien PGK dengan dialisis di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar rawat inap tahun 2021 mencapai 329 pasien dan 250 pasien rawat jalan.
Sedangkan tahun 2022 cukup mengalami kenaikan dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 517 pasien dan rawat jalan sebanyak 353 kunjungan.
"Pada tahun 2040, diperkirakan PGK akan menjadi penyebab kematian urutan kelima secara global," ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Dr. dr Haerani Rasyid, M.Kes, SpPD, K-GH, SpGK(K) menjelaskan bahwa pasien yang terlanjur mengidap PGK dapat menjalani terapi ginjal sebagai usaha memperpanjang usia hidup.
Ia mengungkap sejumlah tanda dan gejala PGK ditandai dengan pucat atau kurang gizi (malnutrisi), odema, tanda-tanda garukan, pigmentasi kulit, proteinuria atau hematuria, bau uremia hingga asam urat meningkat.
Ia menyebut ada dua jenis terapi gagal ginjal yang dapat dijalani pasien PGK yakni dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal
"Terapi gagal ginjal ini ada dua yaitu dialisis atau kita kenal dengan cuci darah dan transplantasi yang sudah banyak dilakukan di Indonesia," sambungnya.
Ia mengatakan terapi ginjal dengan transplantasi donor hidup atau donor mati sudah banyak dilakukan di Indonesia seperti di Jakarta, Semarang dan daerah lainnya.
Meski begitu, pihaknya mengaku transplantasi ginjal belum dilakukan di Makassar namun pihaknya optimis rencana itu dapat dilakukan dalam waktu dekat.
"Berdoa saja dalam waktu dekat Makassar juga sudah bisa membuka akses transplantasi dengan program Kemenkes," jelasnya.